Selasa, 03 November 2015

Tugas Softskill: Migrasi

Universitas Gunadarma
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
 





Tugas Mata Kuliah
Softskill:
Migrasi

Kelompok I

Anggota
:
Achmad Fauzi


Fiqih Fadliki Muslim


Fira Qoriah


Hariyadi


Indra Wisona Hartanto


Iyan Sofi Ansori


Leni Kumalasari


Ilham Masri


M Taqwa  Ramdhani


Adjie Dwi Sandy

Kelas
:
4 KA 44

Dosen
:
Derry Mayendra


Apa itu migrasi ?
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan (expected income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan dikota.
Alasan terjadinya dipengaruhi beberapa faktor.  Berikut beberapa faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi di daerah asal :
Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barangbarang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
1.      Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi  yang menggunakan mesin-mesin.
2.      Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah asal.
3.      Tidak cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal.
4.      Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi.
5.      Bencana alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Kebanyakan migrasi dilakukan guna mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi dibanding daerah asal. Selain faktor pendorong yang menyebabkan maraknya migrasi daerah tujuan juga mengambil bagian yang penting sebagai salah satu faktor terjadinya migrasi. Berikut beberapa faktor-faktor penarik yang mendorong terjadinya migrasi :

1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan   pekerjaan yang cocok.
1.   Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik
2.   Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
3.      Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya : iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.
4.      Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
5.      Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa faktor pendorong dan penarik merupakan faktor utama yang menyebabkan migrasi. Rata-rata migrasi disebabkan oleh keadaan ekonomi di daerah asal yang sangat tidak mendukung. Oleh sebab itu, migrasi dijadikan harapan baru dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Selain ada faktor pendorong dan penarik, ada juga faktor penghambat yang menjadi kendala dalam kegiatan ini. Faktor-faktor penghambat ini bisa berupa penolakan atas kedatangan orang lain di daerah mereka sampai pada tahap melakukan isolasi terhadap daerahnya. Serta pikiran yang takut akan pengambil alihan hasil sumber daya yang ada kepihak lain. Di masyarakat yang tradisional sumber daya merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang harus di jaga dan di rawat dengan baik. Karena masih percaya akan kutukan dari nenek moyang. Di tandai dengan masih adanya istilah tanah adat dalam suatu daerah yang mesti dijaga. Bagi daerah yang seperti ini sangat sulit sekali adanya orang asing masuk kedaerah tersebut.

Tetapi untuk saat ini, semua daerah bebas di masuki oleh orang lain asalkan mereka tetap mengikuti tata aturan yang berlaku dikalangan masyarakat. Keterbukaan ini telah membuat terjaadinya alih teknologi yang dibawa pendatang kedaerah tersebut.
 Manfaat dan Kerugian dari Migrasi
Manfaat migrasi diantaranya:
1.pemerataan penyebaran penduduk dan keseimbangan penduduk,
2.pemerataan lahan pertanian dan perkebunan
3.pemerataan pembangunan di setiap daerah
4.mempertebal rasa persatuan dan kesatuan.
5.pertukaran pengetahuan antara penduduk asal dan pendatang.
Selain memberikan manfaat, migrasi dapat pula memberi kerugian terutama migrasi dari desa ke kota (urbanisasi). Kerugian itu antara lain:
1.      Perkembangan desa akan terhambat karena kehilangan tenaga-tenaga produktif.
2.      Tingkat pengangguran di kota semakin tinggi karena mereka datang tidak dengan keterampilan yang cukup.
3.      Memunculkan daerah-daerah kumuh di perkotaan.
4.      Menimbulkan potensi kriminalitas karena desakan ekonomi
Dampak Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
a.       Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :
-          Dampak Positif Imigrasi
5.      Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli
6.      Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan
7.      Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
8.      Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa

-          Dampak Positif Emigrasi
1.         Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
2.         Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya
3.         Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain

b.      Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :
-          Dampak Positif Transmigrasi
1.      Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
2.      Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
3.      Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
4.      Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, coklat dan lain-lain
5.      Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk

-          Dampak Positif Urbanisasi
1.      Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
2.      Mengurangi jumlah pengangguran di desa
3.      Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
4.      Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
5.      Perekonomian di kota semakin berkembang

c.       Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :
-          Dampak Negatif Imigrasi .
1.      Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
2.      Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.


-          Dampak Negatif Emigrasi
1.   Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
2.   Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.

d.      Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :
-          Dampak Negatif Transmigrasi
1.      Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
2.      Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya
-          Dampak Negatif Urbanisasi
1.      Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
2.      Produktivitas pertanian di desa menurun
3.      Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
4.      Meningkatnya pengangguran di kota
5.      Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
6.      Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Stategi atau usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam migrasi penduduk :

Migrasi Penduduk Nasional
Usaha yang dilakukan dalam mengatsi migrasi penduduk lebih menekankan pada dampak migrasi yang bersifat negatif. Beberapa usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan migrasi, adalah sebagai berikut :
1.      Persebaran pembangunan industri sampai ke daerah-daerah.
2.      Peningkatan pendapatan masyarakat desa melalui intensifikasi dan Koperasi Unit Desa.
3.      Pembangunan fasilitas yang lebih lengkap seperti pendidikan dan kesehatan.
4.      Pembangunan jaringan jalan sampai ke desa-desa sehingga hubungan antara desa dan kota menjadi lancar.
5.      Meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan



Migrasi Penduduk Internasional.
Strategi kebijakan migrasi merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif yang terjadi. Upaya-upaya tersebut adalah:
1.      Menjalin komunikasi yang lebih intensif antara penduduk kedua negara untuk menghindari terjadinya benturan budaya.
2.      Memberikan peralatan yang lebih baik kepada calon emigran agar mereka menjadi emigran yang baik di Negara tujuan sehingga bisa mencegah terganggunya hubungan baik di antara kedua Negara.
3.      Meningkatnya pemeriksaan kesehatan dan melakukan karantina bagi para calon emigran guna mencegah mewabahnya penyakit tertentu di Negara tujuan para emigran.
4.      Pemeriksaan yang lebih intensif terhadap para calon emigran, baik sebelum berangkat dari Negara asal maupun saat datang di negaratujuan untuk mencegah terjadinya peredaran barang-barang haram.

Contoh kasus migrasi
Kota-kota besar di Indonesia - seperti Jakarta - akan menghadapi persoalan bertambahnya penduduk akibat migrasi dari desa ke kota. Migrasi tersebut sebagai akibat ajakan dari mereka yang selama ini sudah bekerja di kota kepada mereka yang berada di desa. Ajakan tersebut berhasil karena dua faktor yaitu faktor penarik dan faktor pendorong.
Faktor penarik berupa daya tarik ekonomi dari kota seperti: memberikan pendapatan lebih besar daripada di desa. Sedangkan faktor pendorong berasal dari desa antara lain makin sedikitnya lapangan pekerjaan di desa akibat konversi lahan dari sawah ke perumahan dan industri yang terjadi secara besar-besaran. Bertambahnya penduduk kota setelah lebaran akibat ”migrasi ajakan” ini tentu akan makin menambah besar dan padatnya penduduk kota. Padahal selama ini pun di samping migrasi yang bersifat tetap, kota-kota besar sudah menghadapi masalah berupa migrasi sirkuler atau penglaju. Sebagai contoh Jakarta, penduduk malamnya (atau penduduk tetapnya) berjumlah 9,5 juta jiwa. Tetapi penduduk siang (ditambah dengan para penglaju) bisa mencapai 12 juta jiwa. Para penglaju ke Jakarta tersebut berasal dari wilayah sekitarnya yaitu : Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Bagaimana cara untuk mengatasi terus mengalirnya penduduk dari desa ke kota pasca lebaran maupun yang bersifat penglaju ?
Menerapkan kebijakan kota tertutup seperti pernah diterapkan oleh Ali SAdikin – Gubernur DKI dahulu- jelas tidak efektif. Oleh karenanya satu-satunya jalan adalah menyebarkan kegiatan ekonomi supaya jangan terkonsentrasi di kota-kota besar saja. Khusus untuk Jakarta memang pernah ada usul untuk memindahkan saja ibukota RI dari Jakarta ke kota lain. Tetapi mungkin hal itu akan terlalu mahal. Yang lebih murah adalah memindahkan fungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional. Banyak negara memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat  bisnis / ekonominya. AS memiliki pusat pemerintahan di Washington DC tetapi pusat bisnisnya di New York. Australia memiliki pusat pemerintahan di Canberra tetapi pusat bisnisnya di Sidney.
Sedangkan kebijakan bagi kota-kota lain di Indonesia adalah membatasi perkembangan kota lewat penerapan rencana tata ruang yang tegas, menghapus kebijakan-kebijakan yang bias terhadap kota, membangun infrastruktur di pedesaan, dan mengkaitkan kegiatan ekonomi kota dengan desa misal: kegiatan agribisnis di kota yang mengolah hasil dari desa atau pengembangan paket wisata yang lokasinya menghubungan kota dan desa.










DAFTAR PUSTAKA



1.      Wikipedia, “Migrasi Manusia” . 21 Oktober 2015 https://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi_manusia
2.      Rullyanda, Dody. “Faktor Pendorong Migrasi, Macam-macam Migrasi dan Manfaat Migrasi” . 21 Oktober 2015 http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2015/05/faktor-pendorong-migrasi-macam-macam.html
3.      Lucy Stefani, Delfi . “Makalah Analisis Kependudukan Migrasi “ . 21 Oktober 2015 https://delfistefani.wordpress.com/2012/12/10/makalah-analisis-kependudukan-migrasi/
4.      e-dukasi.net, Tim , “Dinamika Penduduk dan Unsur-Unsurnya” . 21 Oktober 2015 http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/ekonomi%20dan%20Sosial/Dinamika%20Penduduk%20dan%20Unsur-Unsurnya/materi5.html
5.      Nugroho SBM, Staf Pengajar FE dan Peneliti pada Pusat Studi Dampak Kebijakan Undip Semarang serta alumnus S2 Planologi ITB. 21 Oktober 2015 http://nugroho-sbm.blogspot.co.id/2010/10/migrasi-setelah-lebaran.html


Jumat, 16 Oktober 2015

ANALISIS KERJA SISTEM PERUSAHAAN TAKSI “BLUE BIRD”

TUGAS KELOMPOK





  NAMA KELOMPOK :
1.      Fajar Rochyadi Eko Wibowo    (1B115105)
2.      Muhammad Taqwa Ramdhani (1B115047)
3.      Indra Wisona Hartanto  (1B115067)

                                                                KELAS : 4KA44


UNIVERSITAS GUNADARMA


Analisis Kerja Sistem PERUSAHAAN TAKSI “BLUE BIRD”
1.Latar Belakang
Blue Bird Group merupakan market leader dalam bisnis transportasi, Blue Bird  sudah menjadi brand yang kuat dan dikenal luas oleh masyarakat. Diawali dengan  armada 25 taksi pada tahun 1972, kini setelah lebih dari 30 tahun mendalami bisnis jasa  transportasi, Blue Bird telah berkembang pesat dengan sekitar 12000 armada-nya yang  tersebar di seluruh penjuru Jakarta. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird ini tak lepas  dari upaya Blue Bird dalam memanfaatkan teknologi. Berawal sekitar tahun 1972, Blue Bird yang mengimplementasikan pertama kali di Indonesia sistem komunikasi radio  serta penggunaan argometer yang ketat untuk armada-armadanya. Jejak langkah Blue  Bird ini diikuti pula oleh perusahaan taksi lainnya yang beroperasi di Indonesia. Sekitar beberapa tahun terakhir ini Blue Bird sudah menggunakan teknologi GPS (Global  Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya, GPS  ini juga digunakan sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call Center.  
Berbeda dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada komunikasi suara yang  sudah umum digunakan oleh operator-operator taksi, teknologi GPS ini mempermudah  operator dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang dapat  menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean  pemesanan. Keunggulan lainnya, konsumen tidak perlu mendengarkan suara dari radio  komunikasi ketika ada pemesanan yang masuk ke pengemudi taksi.  Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan sekitarnya saja,  melainkan di kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali, sejak tahun 1989 Blue Bird  Group telah menempatkan armada Golden Bird-nya, yang diikuti dengan armada taksi  regular Bali Taksi pada tahun 1994. Kemudian berturut-turut pada tahun 1996 dan  1997, taksi regular memasuki Lombok dengan nama Lombok Taksi dan kota Surabaya  dengan nama Surabaya Taksi. Sekitar bulan November 2005, Blue Bird mulai  menjamah kota Bandung dengan 75 armada taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah  armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini mendapatkan pertentangan yang cukup  keras dari operator-operator taksi lainnya di Bandung. Harus diakui jika reputasi dan  brand image yang telah diposisikan oleh Blue Bird Group, cukup menjadi ancaman  terhadap operator taksi lainnya.
Blue Bird pada saat ini meningkatkan diversifikasi  produknya ke jasa angkutan non-penumpang Blue Bird dengan menyediakan jasa Truk Container, yaitu Iron Bird dan Angkutan Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha  transportasi primer, Blue Bird juga telah mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan manufacture otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia, serta  usaha service lain seperti Jasa Alam, Gas Biru, dan Ritra Konnas Freight Centre. Perusahaan transportasi Blue Bird berhasil mengimplemantasikan solusi  Business Intelligent (BI), yakni SAP NetWeaver Business Intelligent (SAP NetWeaver  BI).  Ini merupakan suatu solusi yang mengolah data mentah menjadi informasi  pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan proses bisnis sehingga mampu  memberikan gambaran lengkap dari bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda  dari para pengguna, professional TI dan manajemen senior. Solusi ini disediakan  melalui teknologi portal enterprise dan menyediakan kepada para penggunanya suatu infrastruktur andal, peralatan yang komprehensif, kemampuan untuk melakukan   perencanaan dan simulasi, serta fungsionalitas data-warehousing.
Aplikasi Business  Intelligent diperlukan perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan  menyediakan akses ke data guna membantu penggunanya mengambil keputusan bisnis  secara akurat.  SAP (System Application and Product) adalah software ERP (Enterprise  Resources Planning), yaitu merupakan tools IT dan manajemen dalam membantu  pencanaan dan kebijakan perusahaan didalam mengambil keputusan, serta merupakan  software yang diimplementasikan untuk mendukung organisasi dalam menjalankan  kegiatan operasional secara lebih efisien dan efektif. SAP terdiri dari serangkaian modul  aplikasi yang mampu mendukung semua transaksi perusahaan. Semua modul dalam  aplikasi SAP dapat diintegrasikan secara terpadu antara satu dengan lainnya serta  memungkinkan ketersediaan data yang akurat dan aktual.  ERP merupakan suatu perangkat lunak yang didesain untuk memadukan proses  bisnis yang ada, pengunaan database perusahaan untuk menghasilkan informasi yang  valid. ERP dan Business Intelligence mempunyai keterkaitan, ERP merupakan sistem  yang menintegrasikan seluruh sistem yang ada dalam suatu perusahaan untuk  mendapatkan informasi yang benar dan digunakan untuk pengambilan keputusan.  
Proses implementasi Business Intelligent di Blue Bird Group dapat berjalan dengan baik  karena garis besar cakupan proyek dan indikator kinerja kunci perusahaan sangat jelas.  Di samping itu, proses implementasi secara hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga  konsultan yang professional dan berkualitas juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses implementasi. Konsultan yang andal memahami bahwa pendekatan  dari bottom up untuk mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan  waktu yang panjang. Sedangkan metode top down merupakan metode yang tepat untuk  mengimplementasikan Business Intelligent.  Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-modul  Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA) Plant  Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yang dinamakan “Taximeter  System” dari legacy VB sistem perusahaan. Proses implementasi dilakukan oleh Hermis  consulting. Pada fase pertama, SAP NetWeaver BI “GO Live”.
Mengingat pertumbuhan  bisnis yang kian kompleks, Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Business Suite, yang membantu perusahaan mengonsolidasikan operasional yang terdiri dari 28  cabang perusahaan, lebih dari 70 pool. Setelah itu, Blue Bird Group membutuhkan  suatu sistem yang mampu mengelola laporan-laporan yang dihasilkan SAP Business  Suite guna menjadi informasi akurat yang dapat diakses secara cepat dan tepat untuk  proses pembuatan keputusan. Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI  sebagai suatu solusi yang membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang  maksimal dari sistem SAP-nya. Melalui implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan memiliki suatu solusi BI yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan  terbaik, serta di saat yang bersamaan juga menyediakan fitur-fitur bagi kebutuhan   spesifik industri. Disamping itu, solusi harus mampu mengintegrasikan data dari  berbagai perusahaan dan mentransformasikan ke dalam bentuk yang dapat dipraktekan,  informasi bisnis yang tepat waktu untuk mendorong proses pembuatan keputusan, serta  menghasilkan tindakan-tindakan yang strategis dan bisnis yang solid.  Kelompok usaha Blue Bird telah mengumumkan rampungnya  pengimplementasian solusi peranti lunak SAP dalam sistem Teknologi Informasi  mereka. Sebagai perusahaan transportasi yang armadanya mencapai lebih dari 15.000  kendaraan, Blue Bird memerlukan solusi TI yang handal untuk memantau banyak hal  dalam operasionalnya sehari-harinya, Order pelanggan, kendaraan yang beroperasi dan yang dalam perawatan, sampai konsumsi bahan bakar, perlu terdata dengan baik.  Dengan tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business Suite dimanfaatkan  Blue Bird untuk menangani semua itu. MySAP Business Suite merupakan solusi peranti  lunak dengan fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat memonitor banyak informasi  penting secara mudah dan tepat waktu. Data tersebut akan tersedia sesuai dengan  informasi yang diperlukan oleh jajaran management untuk membuat keputusan secara  cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi perusahaan. Implementasi mySAP Business  Suite tersebut meliputi fungsi keuangan, controlling, sales & distribution, material  management dan fleet management.
Di samping itu, SAP secara khusus  mengembangkan dua fungsi lain untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan  Operation & Reservation Management agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang  berbasiskan Visual Basic. Implementasi SAP dapat membawa perubahan besar bagi  perusahaan ini. Dapat dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat  melihat visibilitas di seluruh operasional perusahaan. Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan GPS  sebagai instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap  informasi yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga  merupakan alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang  via data komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut order atau  spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen. Pada saat ini 50%  lebih mobil-mobil Blue Bird sudah dilengkapi dengan teknologi global positioning  system (GPS) yang dapat memantau keberadaan mobil di jalan raya. Dengan alat ini  mobil dapat dilacak di manapun keberadaannya. Selain memudahkan para pengemudi,  penumpang juga merasa lebih terlindungi jika menggunakan Blue Bird. Sampai saat ini  masih sedikit perusahaan taksi lainnya yang menggunakan GPS dikarenakan biayanya  sangat tinggi dan harga GPS per unit mobil adalah Rp 15 juta. Pihak manajemen merencanakan semua taksi Blue Bird akan dilengkapi dengan sistem GPS. Salah satu  strategi yang digunakan Blue Bird didalam memelihara loyalitas pelanggannya ialah  dengan menyediakan credit voucher yang tidak hanya untuk korporat saja, namun juga  untuk perorangan. Pihaknya juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu. Pelanggan  yang loyal pada Blue Bird dengan program ini akan dapat menggunakan taksi dengan  harga diskon, besarannya bervariasi antara 5%-15%.
 Pada saat ini Blue Bird memiliki  pelanggan korporat lebih dari 650 perusahaan. Selama ini banyak masyarakat yang  mengenal Blue Bird memang bukan karena tarifnya yang murah, melainkan karena  nyaman, aman, berkualitas dan lain sebagainya. Sebagai langkah akhir, yang dapat  dilakukan Blue Bird untuk mempertahankan adalah dengan meningkatkan kualitas  layanan yang aman dan nyaman. Untuk menjamin hal tersebut, pihak Blue Bird sering  menggunakan mistery shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir.  Seiring dengan itu, pelatihan bagi para pengemudi mengenai pentingnya layanan pun  terus digencarkan guna memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Basis usaha Blue  Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah taksi dan alat angkutan /  kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini adalah para  pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan  fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi  inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang / customer. Para pengemudi  di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat  mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang baik dan jujur.
2. PERTANYAAN STUDI KASUS
1.      Mengapa perusahaan manufaktur harus membangun produk yang pintar dan menyediakan jasa yang pintar ?Apa manfaat bisnis yang bisa diperoleh?
2.      Teknologi Informasi apa yang digunakan oleh perusahaan dalam kasus ini untuk membangun produk pintar dan menyediakan layanan pintar? Komponen IT apa lagi yang dapat digunakan?
3.      Apa yang menjadi batasan bagi sebuah strategi produk dan layanan pintar?


3. PENYELESAIAN
1.      sebuah perusahaan, diperlukan adanya sistem informasi manajemen untuk mengatur arus kegiatan dan informasi dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan sistem informasi manajemen yang terorganisir, manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi yang baik, niscaya perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan bersaing dengan para kompetitornya. Beberapa tahun yang lalu,sistem informasi perusahaan mungkin masih dikembangkan secara sederhana. Sistem yang ada akan diatur dan dikembangkan sendiri oleh manajemen perusahaan. Tetapi memasuki era globalisasi dimana teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia, sistem informasi manajemen pun mengalami kemajuan. Mulai banyak perusahaan yang melirik sistem informasi manajemen berbasis TI untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Memang banyak manfaat dan kemudahan yang akan didapat, tidak hanya bagi pihak perusahaan, tapi juga untuk para customer yang melakukan hubungan dengan perusahaan.Telah dibuktikan bahwa penerapan TI pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan performa, namun bukan berarti semua perusahaan serta  memutuskan untuk menggunakan SIM berbasis TI bagi perusahaan mereka. Masih ada juga perusahaan yang bertahan dengan sistem yang telah mereka miliki. Terlepas dari semua itu, dalam hal ini Perusahaan Taxi “Blue Bird”.
·         Teknologi GPS  mempermudah  operator dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang dapat  menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean  pemesanan. Keunggulan lainnya, konsumen tidak perlu mendengarkan suara dari radio  komunikasi ketika ada pemesanan yang masuk ke pengemudi taksi.
·         Perusahaan transportasi Blue Bird berhasil mengimplemantasikan solusi  Business Intelligent (BI), yakni SAP NetWeaver Business Intelligent (SAP NetWeaver  BI).  Ini merupakan suatu solusi yang mengolah data mentah menjadi informasi  pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan proses bisnis sehingga mampu  memberikan gambaran lengkap dari bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda  dari para pengguna, professional TI dan manajemen senior. Solusi ini disediakan  melalui teknologi portal enterprise dan menyediakan kepada para penggunanya suatu infrastruktur andal, peralatan yang komprehensif, kemampuan untuk melakukan   perencanaan dan simulasi, serta fungsionalitas data-warehousing.
·         Aplikasi Business  Intelligent diperlukan perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan  menyediakan akses ke data guna membantu penggunanya mengambil keputusan bisnis  secara akurat.  SAP (System Application and Product) adalah software ERP (Enterprise  Resources Planning), yaitu merupakan tools IT dan manajemen dalam membantu  pencanaan dan kebijakan perusahaan didalam mengambil keputusan, serta merupakan  software yang diimplementasikan untuk mendukung organisasi dalam menjalankan  kegiatan operasional secara lebih efisien dan efektif. SAP terdiri dari serangkaian modul  aplikasi yang mampu mendukung semua transaksi perusahaan. Semua modul dalam  aplikasi SAP dapat diintegrasikan secara terpadu antara satu dengan lainnya serta  memungkinkan ketersediaan data yang akurat dan aktual.  ERP merupakan suatu perangkat lunak yang didesain untuk memadukan proses  bisnis yang ada, pengunaan database perusahaan untuk menghasilkan informasi yang  valid. ERP dan Business Intelligence mempunyai keterkaitan, ERP merupakan sistem  yang menintegrasikan seluruh sistem yang ada dalam suatu perusahaan untuk  mendapatkan informasi yang benar dan digunakan untuk pengambilan keputusan. 
·         Proses implementasi secara hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga  konsultan yang professional dan berkualitas juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses implementasi. Konsultan yang andal memahami bahwa pendekatan  dari bottom up untuk mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan  waktu yang panjang. Sedangkan metode top down merupakan metode yang tepat untuk  mengimplementasikan Business Intelligent.  Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-modul  Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA) Plant  Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yang dinamakan “Taximeter  System” dari legacy VB sistem perusahaan. Proses implementasi dilakukan oleh Hermis  consulting. Pada fase pertama, SAP NetWeaver BI “GO Live”.
2.      Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI  sebagai suatu solusi yang membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang  maksimal dari sistem SAP-nya. Melalui implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan memiliki suatu solusi BI yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan  terbaik, serta di saat yang bersamaan juga menyediakan fitur-fitur bagi kebutuhan   spesifik industri. Dengan tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business Suite dimanfaatkan  Blue Bird untuk menangani semua itu. MySAP Business Suite merupakan solusi peranti  lunak dengan fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat memonitor banyak informasi  penting secara mudah dan tepat waktu. Data tersebut akan tersedia sesuai dengan  informasi yang diperlukan oleh jajaran management untuk membuat keputusan secara  cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi perusahaan. Implementasi mySAP Business  Suite tersebut meliputi fungsi keuangan, controlling, sales & distribution, material  management dan fleet management.
Di samping itu, SAP secara khusus  mengembangkan dua fungsi lain untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan  Operation & Reservation Management agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang  berbasiskan Visual Basic. Implementasi SAP dapat membawa perubahan besar bagi  perusahaan ini. Dapat dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat  melihat visibilitas di seluruh operasional perusahaan. Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan GPS  sebagai instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap  informasi yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga  merupakan alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang  via data komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut order atau  spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen. Pada saat ini 50%  lebih mobil-mobil Blue Bird sudah dilengkapi dengan teknologi global positioning  system (GPS) yang dapat memantau keberadaan mobil di jalan raya. Dengan alat ini  mobil dapat dilacak di manapun keberadaannya. Selain memudahkan para pengemudi,  penumpang juga merasa lebih terlindungi jika menggunakan Blue Bird. Salah satu  strategi yang digunakan Blue Bird didalam memelihara loyalitas pelanggannya ialah  dengan menyediakan credit voucher yang tidak hanya untuk korporat saja, namun juga  untuk perorangan. Pihaknya juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu.

3.      Pada saat ini Blue Bird memiliki  pelanggan korporat lebih dari 650 perusahaan. Selama ini banyak masyarakat yang  mengenal Blue Bird memang bukan karena tarifnya yang murah, melainkan karena  nyaman, aman, berkualitas dan lain sebagainya. Sebagai langkah akhir, yang dapat  dilakukan Blue Bird untuk mempertahankan adalah dengan meningkatkan kualitas  layanan yang aman dan nyaman. Untuk menjamin hal tersebut, pihak Blue Bird sering  menggunakan mistery shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir.  Seiring dengan itu, pelatihan bagi para pengemudi mengenai pentingnya layanan pun  terus digencarkan guna memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Basis usaha Blue  Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah taksi dan alat angkutan /  kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini adalah para  pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan  fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi  inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang / customer. Para pengemudi  di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat  mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang baik dan jujur.

sumber:

http://mutiarahombing.blogspot.co.id/2015/03/tugas-sistem-informasi-manajemen-studi.html