·
Sistem yang melayani
perencanaan, kendali dan pengambilan keputusan melalui laporan ringkasan yang
rutin
Siklus
Informasi
Suatu informasi akan
memiliki manfaat dalam proses pengambilan keputusan apabila informasi tersebut
mempunyai kualitas dan nilai.
Kriteria
kualitas informasi adalah
·
Akurat
: yang berarti informasi
harus tidak bias atau menyesatkan dan bebas dari kesalahan.
·
Tepat
waktu : yang berarti informasi
yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Mahalnya nilai informasi
saat ini adalah karena harus cepatnya informasi tersebut didapatkan, sehingga
diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan
·
Relevan : yang berarti informasi harus mempunyai
manfaat bagi pihak yang menerimanya.
Sistem
informasi berbasis Komputer
·
Fokus utama sistem informasi berbasis komputer
adalah untuk aplikasi otomatisasi perkantoran (Office Aotomation/OA)
·
Dimana komputer memiliki
porsi yang semakin berarti untuk aplikasi SIA (Sistem Informasi Akuntansi), SIM
(sistem Informasi Manajemen), dan DSS (Decission Support System). Komputer
dapat melakukan tugas sesuai dengan yang diperintahkan oleh penggunannya,
bahkan dengan sistem cerdas (expert system), jaringan saraf (neural network),
dan sistem berbasis pengetahuan (knowledge‐based system), komputer tidak sekedar membantu pekerjaan
manusia, namun juga bisa memberikan solusi pada kegiatan yang dianggap sulit
oleh manusia.
Keuntungan
penggunaan Sistem Informasi
Penggunaan sistem
informasi berbasis komputer dalam sebuah organisasi atau perusahaan memiliki
manfaat berupa keuntungan‐keuntungan seperti :
1. Dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
2. Mengurangi biaya bisnis.
3. Meningkatkan pangsa pasar (ekspansi berupa
jangkauan dan variasi produk).
4. Perbaikan relasi pelanggan atau pelayanan
pelanggan.
5. Meningkatkan efisiensi.
6. Dapat memperbaiki dalam pengambilan keputusan.
7. Pemenuhan peraturan lebih baik dan teratur.
8. Kesalahan lebih sedikit.
9. Perbaikan keamanan, dan
10. Kapasitas lebih banyak atau besar.
Sistem
Informasi Manajemen
·
Menurut Raymond
McLeod, Jr. & G. Schell (“Sistem Informasi Manajemen”, Prenhallindo,
Jakarta, 2004) berpendapat bahwa SIM adalah suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.
Peranan
Sistem informasi Dalam Proses Manajemen
. ·
Adalah menyediakan
informasi untuk menunjang proses pengambilan keputusan yang dilakukan
manajemen.
·
Tugas sistem informasi
adalah menyediakan informasi yang bersifat internal. Agar informasi yang
dihasilkan system informasi lebih mengena dan berguna bagi
manajemen maka harus dilakukan analisa untuk mengetahui
kebutuhan informasi bagi setiap tingkatan manajemen.
·
SIM dalam perspektif
juga menyediakan informasi bagi orang‐orang selain manajer, seperti sistem informasi antar organisasi,
masyarakat umum, pemerintah, dan sebagainya.
·
Kerangka SIM dalam
proses pengambilan keputusan manajerial dapat digambarkan melalui piramida SIM
tersebut.
SIM
dan Pemecahan Masalah (1)
SIM dan subsistem‐subsistem organisasi di dalamnya memiliki
andil dalam pemecahan masalah dalam dua hal sebagai berikut :
·
Sumber daya informasi
organisasi. SIM merupakan usaha organisasi untuk menyediakan informasi
pemecahan masalah. SIM menentukan tingkat pencapaian di tingkat lain seperti
DSS, kantor virtual,dan sistem berbasis pengetahuan.
SIM
dan Pemecahan Masalah (2)
·
Identifikasi dan
pemahaman masalah. Ide utama dibalik SIM adalah menjaga agar pasokan informasi
terus mengalir ke manajer untuk menandai ada tidaknya masalah, jika ada
selanjutnya memahaminya dengan menentukan lokasi dan penyebabnya.
·
Herbert A. Simon, ahli
manajemen pemenang penghargaan Nobel dari Carnegie‐Mellon University berpendapat bahwa suatu
keputusan manajemen dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Keputusan Terprogram (terstruktur). Yaitu keputusan yang bersifat berulang dan
rutin sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya
sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlukan denovo (sebagai sesuatu yang
baru) tiap kali terjadi.
2. Keputusan Tidak Terprogram (tak terstruktur). Yaitu keputusan bersifat baru, tidak
terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti
untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada
sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat
atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga
memerlukan perlakukan yang sangat khusus.
·
Proses pengambilan
keputusan juga dibagi menjadi keputusan tertutup dan keputusan terbuka
·
Sistem pengambilan keputusan tertutup. Yaitu menganggap bahwa keputusan dipisah
dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil
keputusan dianggap :
1. Mengetahui semua perangkat alternatif dan
semua akibat atau hasilnya masing‐masing.
2. Memilih metode (aturan, hubungan dan
sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
3. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu,
misalkan laba, volume penjualan, atau kegunaan.
4. Sistem Pengambilan Keputusan Terbuka. Yaitu memandang keputusan sebagian berada
dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian
mempengaruhi lingkungan. Model ini menganggap bahwa pengambilan keputusan:
5. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua
hasil
6. Melakukan pencarian secara terbatas untuk
menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
7. Mengambil suatu keputusan yang memuaskan
tingkat aspirasinya (bukti keberhasilan atau kegagalan).
Tahap‐tahap dalam pengambilan keputusan menurut
Simon, terdiri dari 4 tahapan yaitu :
1. Kegiatan intelejen. Yaitu mengamati lingkungan untuk mencari
kondisi‐kondisi yang perlu
diperbaiki.
2. Kegiatan merancang. Yaitu menemukan, mengembangkan dan
menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
3. Kegiatan memilih. Yaitu memilih satu rangkaian
tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Kegiatan menelaah. Yaitu menilai pilihan‐pilihan yang lalu.
Sistem
Pengambilan Keputusan (DSS)
DSS merupakan salah
satu produk software yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan DSS adalah sebagai ‘second opinion’
atau ‘information sources’ sebagai bahan pertimbangan seorang manajer sebelum
memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan untuk DSS yang popular adalah dengan
menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga diharapkan sistem ini
dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata yang sesungguhnya.
DSS
Lima
karakteristik utama DSS :
1. Sistem yang berbasis komputer
2. Dipergunakan untuk mengambil keputusan
3. Untuk memecahkan masalah‐masalah yang rumityang tidak dapat digunakan
dengan kalkulasi manual
4. Melalui cara simulasi yang interaktif
5. Komponen utamanya data dan model analisis
DSS
Secara
garis besar DSS dibangun oleh 3 komponen :
1. Database : Sistem database adalah kumpulan semua data
yang dimiliki oleh perusahaan, baik data dasar maupun transaksi sehari‐hari.
2. Model Base: adalah suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke
dalam format kuantitatif.
3. Software System : paduan dua komponen sebelumnya setelah
sebelumnya direpresentasikan ke dalam bentuk model yang dimengerti oleh sistem
komputer.
DSS
Produk DSS yang baru
adalah DGMS (Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu
sistem untuk memungkinkan terjadinya ‘dialog’ interaktif antara computer dan
manusia (user). Jenis‐jenis DSS: untuk
pelaporan (report) atau pencarian informasi (query), untuk penyusunan anggaran
tahunan, untuk melakukan kenaikan gaji karyawan, untuk menentukan besarnya jam
lembur karyawan, untuk memprediksi pendapatan perusahaan di masa mendatang dari
beberapa divisi, dll.
Sistem
Informasi Eksekutif (EIS) (1)
·
Informasi yang tepat
dan akurat yang dibutuhkan oleh seorang eksekutif yang diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan. Selain itu diperlukan ketersediaan fasilitas pendukung
yang mudah dipergunakan, dan dapat benar‐benar memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pengambilan
keputusan. Suatu organisasi dikatakan berhasil jika key performance
measure yang dimilki terpenuhi atau di atas target yang telah
ditetapkan.
Sistem
Informasi Eksekutif (EIS) (2)
Penyebab
dari kegagalan atau buruknya kinerja EIS :
·
Salah mengerti
mengenai cara kerja EIS, misal dianggap sistem yang terpisah dari modul‐modul yang lain, jika database utama
unreliable sehingga informasi yang dihasilkan juga tidak mempunyai kualitas
yang baik.
·
Data yang tidak up‐to‐date.
·
Modul EIS yang
sederhana yang tidak memiliki fasilitas advanced features Pembangunan Sistem
Informasi.
Dalam
membangun sistem informasi bisnis produk yang akan dihasilkan bisa
dikategorikan dua hal yaitu :
1. Front‐Office Information System, yaitu sistem informasi yang mendukung fungsi
bisnis yang mencapai konsumen (konstituent), dan
2. Back‐Office Information System, yaitu sistem informasi yang mendukung
operasi bisnis internal dan berinteraksi dengan pemasok. Kedua sistem informasi
tersebut akan mengalirkan data ke sistem informasi manajemen dan system
pendukung keputusan yang mendukung kebutuhan bisnis manajemen.
Kesatuan
Sistem‐Sistem Informasi